14 Desember 2009

Sejarah SMP Negeri 1 Pemalang

Sejarah SMP Negeri 1 Pemalang
SMP Negeri 1 Pemalang adalah hasil integrasi SMP Nasional tepatnya tanggal 1 Agustus 1950 SMP Nasional berubah statusnya menjadi SMP Negeri 1 Pemalang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor : 6285/B, tanggal 11 Agustus 1950 dengan alamat : Jl. K. Makmur No. 13 Telp. 1171 Pemalang.

Sekitar Tahun 1980 Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang berencana memperluas perkantoran karena SMP Negeri 1 Pemalang berlokasi disebelah timur kantor Bupati, maka SMP Negeri 1 Pemalang diminta oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang dengan tukar guling. Melalui proses yang cukup lama pada tahun 1981 mulai ada pembangunan gedung SMP Negeri 1 Pemalang di lokasi yang baru yaitu jl. Moh. Yamin No. 2 sebanyak 6 ruang kelas Belajar dan pada Tahun 1982 mulai ditempati kelas I.
Sejak tahun 1983 pembangunan terus dilaksanakan sampai dengan tahun 1987 SMP Negeri 1 Pemalang secara keseluruhan pindah Lokasi dengan alamat Jl. Moh. Yamin No. 2 Telp. 0284 – 321171, Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang di pimpin oleh Bapak Drs. H. M. SUKRIM HARTONO, selama memimpin sejak 18 Juli 2006 penambahan ruang kelas sebanyak 7 Ruang, 1 Ruang Lab. Bahasa, 1 Lab. IPA dan rehab 8 Ruang kelas, sehingga pada tahun pelajaran 2008/2009 mencapai 23 Rombel dengan daya Tampung siswa 920 anak.
Tahun 2008 secara resmi menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN), sehingga tahun 2009 SMP Negeri 1 Pemalang mendapat kepercayaan sebagai Sekolah Standar Nasional Tahun ke–2.
Pada tahun 2010, SMP Negeri 1 Pemalang memasuki tahun ke-3 yang mana sekarang dipimpin oleh ibu Hj. Sri Andayani, S.Pd. sudah banyak perubahan yang signifikan pada SMP Negeri 1 Pemalang. diantaranya sudah terdapat 24 rombel masing-masing 8 rombel untuk kelas VII, 8 rombel untuk kelas VIII, dan 8 rombel kelas IX.

Sejak berdirinya SMP Negeri 1 Pemalang sampai sekarang mengalami pergantian Kepala Sekolah sebagai berikut :
- Bapak R. ISKANDAR KOESOEMODIPOERO, menjabat TMT 01 Agustus 1950 s.d. 30 Februari 1953 Mutasi menjabat Kepala Sekolah di SMP Negeri Pekalongan
- Bapak R. SOEBAGJA, menjabat TMT 01 Maret 1953 s.d. 30April 1965 Pensiun
- Bapak M. SOEDHARDIRI menjabat TMT 01 Mei 1965 s.d. 30 Januari 1983, mutasi menjabat Kepala SMP Negeri 1 Petarukan
- Bapak SOEWARSONO HP menjabat TMT 24 November 1983 s.d. 02 Desember 1992 karena sakit dan meninggal dunia
- Ibu SITI WARKUMI SOETIKNO, menjabat TMT 01 Desember 1992 s.d. 01 Oktober 1995 pensiun
- Bapak SUDIRMAN, mengampu tgl. 01 Oktober 1995 s.d. 28 Januari 1996
- Ibu AMINAH KAWI WIJOYOMARTO, menjabat TMT 29 Januari 1996 s.d 28 Juli 2000, mutasi menjabat kepala SMP Negeri 3 Taman.
- Bapak Drs. MINAR LUKITO, M.Pd. menjabat TMT 02 September 2000 s.d. 30 Maret 2003 alih tugas menjadi kepala SMP Negeri 1 Petarukan.
- Ibu Dra. SETIYANINGRUM, menjabat TMT 01 April 2003 s.d. 17 Juli 2006, beliau mutasi menjabat kepala SMP Negeri 7 Pemalang.
- Bapak Drs. H. M. SUKRIM HARTONO, menjabat TMT 18 Juli 2006 s.d. 30 Juni 2009 pensiun
- karena belum ada SK Kepala baru, maka SMP N 1 Pemalang diampu oleh Bapak Joko Sugiyanto, S.Pd, M. M.Pd sebagai Pelaksana Teknis Kepala Sekolah.
- setelah SK Kepala Sekolah turun pada bulan Januari tahun 2010, SMP Negeri 1 Pemalang diampu oleh Ibu Hj. Sri Andayani, S.Pd sampai sekarang.

11 Desember 2009

Usaha SMP N 1 Pemalang Dalam Melestarikan Budaya

Berikan Mapel Khusus Seni Musik Campur Sari
PEMALANG - SMPN 1 Pemalang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap kesenian khususnya untuk seni musik tradisional seperti karawitan. Kepedulian itu ditunjukkan dengan diadakannya mata pelajaran (mapel) khusus di bidang seni musik gamelan yang tertuang lewat musik campur sari. Selain sebagai mapel tambahan atau muatan lokal (mulok), ini juga bertujuan mendukung pelajaran Bahasa Jawa.

Adi Wiyono, Guru Bidang Studi Bahasa Jawa sekaligus Guru Pembimbing untuk Mulok Campur Sari menjelaskan, Mapel ini dicetuskan sejak Tahun Ajaran 2004/2005 oleh Dra Setyaningrum semasa menjabat sebagai Kepala SMPN 1 Pemalang, yang dikembangkan hingga sekarang sebagai wujud pelestarian budaya Jawa. "Ini wajib diikuti siswa-siswi kelas VIII," tegasnya.

Menurutnya, hal itu sangat perlu diperhatikan mengingat kebudayaan Jawa mengandung makna yang cukup besar serta mampu membangkitkan semangat berkesenian dalam diri masyarakat. Terlebih untuk kalangan anak-anak sekolah, hal tersebut erat kaitannya dengan menumbuh kembangkan kesenian yang ada agar tidak punah. Dia sendiri lebih menitik beratkan pada seni Karawitan Jawa yang perlu dilestarikan, dengan membentuk grup Campur Sari Puspa Arum di sekolah tersebut.

"Untuk sementara ini SMPN 1 Pemalang merupakan satu-satunya sekolah yang punya Grup Campur Sari," katanya. Dia berharap, selain sekolahnya, sekolah lain juga bisa ikut serta membudayakan kesenian terutama untuk seni Karawitan. Selain untuk mulok, Grup Campur Sari Puspa Arum SMPN 1 Pemalang juga pernah diikut sertakan dalam berbagai kegiatan di luar sekolah. Dan dalam tiap tahunnya grup tersebut ikut dipentaskan dalam event-event di sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat para anak didiknya dalam mengembangkan seni tradisi budaya Jawa.

Wiyono kembali menambahkan, selain Campur Sari dia juga memberikan pelajaran untuk seni Kuntulan, sebagai bentuk kolaborasi antara seni tradisi Jawa dengan seni musik yang bernuansa Islami. Seni Kuntulan ini juga wajib diikuti siswa-siswinya terutama untuk kelas VIII.

Ditulis oleh redaksi www.radartegal.com

Wednesday, 30 September 2009